Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Yogyakarta kembali menempati urutan pertama perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Penilaian itu berdasarkan data yang dirilis oleh lembaga pemeringkat perguruan tinggi, Webomatrics, edisi Januari 2015.
Dari daftar 100 perguruan tinggi terbaik di Asia Tenggara Asia, UGM menempati peringkat ke-9, disusul UI di peringkat 13, ITB di peringkat 15, Universitas Brawijaya peringkat 16 dan IPB di peringkat 27. Sementara pada
daftar peringkat 1.000 universitas terbaik dunia, UGM menempati peringkat 518 dunia, UI 660, ITB 704, dan Universitas Brawijaya 738.
Direktur Sistem dan Sumber Daya Informasi UGM, Widyawan PhD, mengatakan peringkat Universitas Gadjah Mada dalam tiga tahun terakhir selalu berada pada posisi pertama di Indonesia. Meski begitu, peringkat dunia UGM dalam
webometrics mengalami naik turun. Menurut Widyawan hal itu disebabkan perkembangan dari posisi peringkat 23 ribu perguruan tinggi lain yang disurvei oleh Webometrics. Seperti diketahui, pada juli 2014 lalu, Webometrics menempatkan UGM peringkat 414 dunia.
Peringkat rangking dunia UGM memang belum stabil, UGM pernah di posisi 400-an, 500-an dan 600an. Ada naik turun. Ini menjadi pekerjaan rumah buat kita," kata Widyawan.
Meski mengalami penurunan peringkat dunia, namun capaian bisa mempertahankan peringkat nomor satu di Indonesia, kata Widyawan, patut disyukuri. Menurutnya, capaian hasil kerja keras tersebut tidak lepas dari penyediaan konten di situs UGM.
"Saya kira ini bukan hanya hasil kerja bagian TIK saja tapi juga penyedia konten, baik itu dosen, mahasiswa dan
alumni," ujarnya.
Kriteria pemeringkatan perguruan tinggi yang dilakukan oleh webometrics, kata Widyawan, didasarkan pada gabungan indikator yang memperhitungkan baik volume maupun isi web, visibilitas, dan dampak dari publikasi web bagi para pengguna di masyarakat.
Meski demikian, kata Widyawan, peringkat perguruan versi webometrics ini mendorong perguran tinggi di seluruh dunia berlomba-lomba dalam menyediakan konten yang semakin baik dan berkulitas.
Tidak hanya itu, universitas juga dituntut mendorong publikasi penelitian, jurnal dan publikasi internasional di laman web universitas.
"UGM saya kira selalu mendorong kualitas akademik dan keterbukaan digital," pungkasnya.
ADF
0 komentar:
Apa yang anda pikirkan
Kami tunggu kritik dan saran dari anda... !